Awal Ramadhan dan Syawal 1434 H
Dibaca: 2761
Jakarta.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1434 Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 H/2013 M jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013.
Penetapan itu ditetapkan oleh PP Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, ditandatangani oleh Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris umum PP Mummadiyah Danarto, seperti tertuang dalam Maklumat No.04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H tertanggal 23 Mei 2013.
Menurut maklumat itu, ijtimak jelang Ramadan 1434 H terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( + : : -07" 48, dan ),: 110o 21, BT ) *0o 44' 59" (hilal sudah wujud). Pada saat Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 M (hari Senin), di sebagian wilayah barat. Kemudian, Indonesia hilal sudah wujud dan di sebagian wilayah timur Indonesia belum wujud.
Dengan demikian, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian.
"1 Ramadhan 1434 H jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013".
Selain itu, ijtimak jelang Syawal 1434 H terjadi pada hari Rabu Pon, 7 Agustus 2013 M pukul 04:52:19 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( 0 : -07" 48, dan l": l l0o 21, BT ) : *03o 54' ll" (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu, bulan berada di atas ufuk.
"1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013".
Awal Puasa 2013 : Muslim Perancis, Turki, Bosnia Sepakat Awal Puasa 9 Juli 2013
Para pemimpin Muslim Perancis telah sepakat untuk mengakhiri perbedaan penentuan awal Ramadhan, mereka beralih ke astronomi modern untuk membantu menentukan hari pertama bulan puasa.
“Ini hari yang bersejarah,” kata Lyon Pemimpin Muslim Azzedine Gaci Reuters pada Kamis, 9 Mei. “Sekarang semua Muslim di Perancis dapat memulai Ramadhan pada hari yang sama.”
Menghadapi masalah perbedaan awal Ramadhan selalu terjadi setiap tahunnya , Muslim Council (CFCM) Prancis pada hari Kamis menetapkan menggunakan perhitungan astronomi untuk mengatur tanggal daripada mengandalkan penglihatan mata telanjang untuk melihat awal bulan sabit baru. Ramadhan biasanya dimulai setelah penampakan, yang di masa lalu yang sering terhalang akibat kondisi cuaca.
“Sekarang semua perhitungan tersebut akan disederhanakan,” kata Moussaoui. Oleh karena itu, CFCM mengumumkan bahwa, bulan suci Ramadhan akan dimulai pada hari Selasa, 9 Juli berdasarkan perhitungan astronomi. Selama lebih dari 1400 tahun, hari pertama Ramadhan dan penampakan bulan selalu menjadi isu kontroversial di antara negara-negara Muslim, dan bahkan beberapa ulama tampaknya bertentangan atas masalah ini.
Aturan baru ini memungkinkan Muslim untuk mengajukan kepastian liburan mereka untuk dimasukkan dalam kalender nasional.
Perancis bukanlah negara pertama di mana umat Islam telah memutuskan untuk beralih ke perhitungan astronomi. Turki juga sudah mulai menggunakan perhitungan ilmiah untuk menetapkan awal Ramadhan . Muslim di Jerman, yang sebagian besar berasal dari Turki, dan orang-orang di Bosnia juga menggunakan metode ini.
Tags:
Arsip Berita