PDM Kota Pematangsiantar - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Pematangsiantar
.: Home > Berita > MUHAMMADIYAH SEABAD MENYINARI NEGERI

Homepage

MUHAMMADIYAH SEABAD MENYINARI NEGERI

Sabtu, 29-11-2012
Dibaca: 1938

ABAD MUHAMMADIYAH NEGERI
Islam dan Kebangsaan

Ada tiga fakta penting yang perlu direnungkan dan senantiasa perlu dimaknakan. Fakta pertama, mengapa gerakan kepanduan Muhammadiyah yang didirikan tahun 1918 bernama Hizbul Wathan atau pembela tanah air (bangsa). Padahal saat itu bangsa Indonesia belum lahir? Gerakan kepanduan Hizbul Wathan lahir tahun 1918 sedang 

bangsa Indonesia baru lahir tahun 1928, berarti bangsa indonesia baru sepuluh tahun lahir setelah Hizbul Wathan lahir.

Salah satu sifat gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah nasional. Artinya, artinya ruang lingkup usaha HW memang diformat meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Sebelum bangsa Indonesia dan NKRI lahir, gerakan kepanduan ini telah menyebar ke seluruh pelosok Nusantara. Semua aktivis HW yang kemudian menjadi pemimpin bangsa, pemimpin umat, pemimpin masyarakat sudah memiliki kesdaraan akan cinta tanag air, dan cinta bangsanya sejak dari kecil.

Fakta kedua, mengapa dalam semua acara resmi, Muhammadiyah selalu memulai dengan melantunkan Lagu Indonesia Raya, memasang bendera merah putih dan memasang foto Presiden dan Wakil Presiden yang tengah memerintah? Akibatnya, setiap aktivis Muhammadiyah sejak ketika masih kecil usia anak-anak TK sampai yang sudah dewasa menjadi sangat akrab dengan Lagu Indonesia Raya, Bendera Merah Putih dan mengenal siapa Presiden dan Wakil Presiden yang tengah memerintah. Kehadiran Muhammadiyah terasa sekali menyatu dengan kehadiran Indonesai sebagai bangsa dan negara.

Fakta ketiga, mengapa dalam training-training resmi yang diadakan Persyarikatan atau Ortom hampir selalu disebutkan tentang pelu hadirnya kesadaran dan peningkatan kesadaran dalam beragama, kesadaran bermasarakat, kesadaran berbangsa dan kesadaran bernegara? Kesadaran beragama, bermasyarakat, berbangsa dan berneagra sudah menjadi trade mark bagi Muhammadiyah. Empat kesadaran itu merupakan kesatuan kesadartan hidup dalam berMuhammadiyah. Empat kesadaran ini, bagi warga, simpatisan dan aktivis Muhammadiyah tentu sangat fungsional, di manapun dia berada, dalam posisi apa pun dan dalam menghadapi masalah seberat apa pun. Wong Muhammadiyah tidak akan lepas dari empat kesadaran yang menyatu dalam kesadaran berMuhammadiyahnya.

Dengan ketiga fakta mendasar di atas, bisa ditambah dengan fakta-fakta lain sebagai pendukung, maka ketika Muhammadiyah lahir, bergerak dan berbakti kepada umat, masyarakat dan bangsa Indonesia sampai hari ini, bagi Muhammadiyah sudah merupakan kewajaran. Ketika selama satu abad Matahari Muhammadiyah menyinari negeri ini, maka hal ini juga sudah merupakan kewajaran sejarah dan tidak terbantahkan oleh siapapun,. Bagaimana akrualisasinya untuk hari ini dan mendatang? (Bahan dan tulisan: tof)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website